Franchise Sang Pisang merupakan bisnis makanan ringan milik Kaesang Pangarep. Tapi apakah bisnis yang satu ini hanya bermodal nama besar anak presiden saja? Mari kita bahas.
Nama Kaesang Pangarep mungkin sudah tidak asing bagi Anda sebab dirinya merupakan anak Presiden Joko Widodo. Tapi apakah Anda kenal dengan Kaesang sebagai pebisnis kuliner? Salah satu produk atau brand miliknya adalah Sang Pisang.
Tentu tidak bisa dipungkiri bahwa popularitas ayah dari pemilik brand ini mendongkrak popularitas. Terlebih lagi, ia juga cukup aktif di jagat maya baik Twitter atau pun Instagram.
Memang, ada banyak contoh dimana nama besar seseorang membantu suksesnya brand. Sebut saja Lain Hati, Foresthree, Street Boba, dan masih banyak lagi.
Tapi apakah benar bisnis yang hanya bermodal nama besar ini bisa sukses? Tentu tergantung produknya juga. Oleh karenanya, Sang Pisang mendapat penghargaan Top Business Opportunity 2019 oleh Asosiasi Franchise Indonesia.
Lantas bagaimana jika tertarik membeli franchise Sang Pisang? Apakah ada peluangnya? Apa syarat dan produknya akan kita bahas di sini.
Tentang Sang Pisang

Franchise Sang Pisang pertama kali didirkan oleh Kaesang Pangarep bersama dengan kawannya Ansari Kadir. Gerai pertamanya yang berlokasi di Jakarta, tepatnya di ITC Cempaka Mas, berdiri pertama kali pada tahun 2017.
Di tahun 2017, Kaesang dan Ari secara bertahap berhasil membangun 4 gerai Sang Pisang. Perlahan tapi pasti, mereka pun berhasil berekspansi hingga pada 2021 telah mencapai 73 outlet.
Franchise Sang Pisang tersebar di 28 kota dan 7 provinsi di Indonesia. Tidak hanya di daerah Jawa saja, tapi telah merambah Sulawesi dan Bali.
Lapis Kremes

Diakui Ari, bahwa awalnya Sang Pisang dimulai dari bisnisnya yang bernama Lapis Kremes. Lapis Kremes ini berlokasi di Solo, Jawa Tengah.
Meski berakhir baik, tapi awalnya Ari ditimpa kemalangan saat memulai bisnis ini. Pasalnya, gerobak jualan miliknya dicuri orang pada saat ia mudik lebaran. Ia pun bingung karena pada saat itu seluruh uangnya diinvestasikan untuk usaha.
Berhubung Ari tergabung ke komunitas pengusaha di kota tersebut, Ari pun menyebar proposal bisnisnya. Kebetulan, di komunitas tersebut Kaesang yang tergabung tertarik dengan penawarannya.
Ia pun lantas merancang sistem, branding, resep, dan semuanya. Hingga kemudian lahirlah Sang Pisang pertama kali pada tahun 2017.
Bukan Hanya Nama Besar Ayah

Tentu tak akan sedikit yang mengira bahwa suksesnya Franchise Sang Pisang adalah karena pemiliknya merupakan anak presiden. Tapi ternyata tidak, malahan Pak Jokowi baru tahu bisnis ini milik anaknya ketika sudah hits dan punya banyak cabang.
Dalam wawancara, Ari menjelaskan bahwa ia dan partnernya bersama – sama membangun bisnis tanpa bantuan relasi Pak Jokowi. Bahkan, Kaesang pun sampai menyamar saat harus membeli pisang di pasar.
Menu Sang Pisang

Menu yang ada di Franchise Sang Pisang semuanya merupakan pisang nugget. Hal yang membedakan antar menu dan harganya adalah topping atau tambahan rasa.
Harga makanan di outlet ini berkisar di angka 20 ribu per porsi untuk semua rasa standar. Untuk varian rasa yang limited biasanya di angka 25 ribu rupiah.
Tambahan topping keju bisa Anda dapatkan dengan menambahkan 5 ribu rupiah. Ada juga tambahan topping almond, koko crunch, sprinkle, milo, dan oreo di harga yang sama.
Sang Pisang menjunjung tinggi kreatifitas dan inovasi. Diakui Ari, itu merupakan siasat agar pelanggannya tidak bosan. Sehingga, tiap bulannya brand ini akan selalu menjual menu baru yang sifatnya terbatas.
Syarat dan Harga Franchise Sang Pisang

Franchise Sang Pisang menerapkan sistem waralaba non konvensional. Ari sendiri menyebutnya sebagai franchise jaman now dimana sebetulnya lebih mirip partnership ketimbang franchisor – franchisee.
Maksudnya bagaimana? Jadi alih – alih partner yang hanya memiliki satu atau dua outlet, partner akan memiliki hak untuk satu wilayah. Jadi misal bicara kota Jogja, maka nantinya tiap gerai Sang Pisang di kota ini akan dikelola oleh satu owner.
Kemitraan juga tidak berlangsung hanya 3 atau 5 tahun saja. Kerjasama ini bisa berlangsung selama 20 hingga 30 tahun.
Alasan dari diberlakukannya sistem ini sebenarnya dijelaskan oleh Ari karena untuk membangun sustainabilitas. Jadi brand bisa berdiri awet dan kualitas bisa dikontrol dengan mudah oleh manajemen. Tapi sayangnya, sistem ini mungkin tidak viable untuk Anda yang modalnya terbatas.
Oleh karena itu, pihak manajemen tidak membuka info harga waralabanya secara umum. Hanya Anda bisa bertanya dan membicarakan harganya langsung lewat email ke manajemen.
Sistem ini sebenarnya tidak baru, franchise Nyoklat Klasik telah menerapkan hal ini. Hanya saja, untuk Nyoklat Klasik, Anda punya pilihan untuk mitra hanya satu gerai atau blok.
Alternatif Usaha Kekinian
Usaha kekinian yang satu ini memang memiliki banyak penggemar. Tapi tentu syarat kerjasamanya tidak mudah dan murah.
Selain Sang Pisang, ada banyak alternatif franchise yang bisa dicoba. Misalnya Montato, D’Crepes, Roti Gembong Gedhe, dan masih banyak lagi.
Anda juga bisa mencoba bisnis minuman kekinian, mulai dari boba, kopi, atau thai tea. Terutama bisnis kopi yang sifatnya timeless dan sudah teruji bisa bertahan sepanjang jaman.
Sasame Coffee merupakan salah satu alternatif yang baik untuk dicoba. Sebab selain produknya nikmat, harga franchisenya pun juga sangat terjangkau.