Bisnis makanan tidaklah mudah, banyak faktor internal dan eksternal yang bisa memastikan Anda gagal. Franchise Let’s Go Chicken, dibuat setelah sang pendiri berkali – kali merasakan kegagalan.
Bisnis kuliner di Indonesia kian hari kian berkembang mengikuti zaman yang serba cepat. Membukan peluang besar bagi bisnis makanan cepat saji. Franchise Let’s Go Chicken, merupakan salah satu brand yang turut meramaikan persaingan makanan cepat saji lokal.
Memang, jika dikatakan telat maka brand yang satu ini cukup terlambat. Sebab brand lokal seperti Sabana atau Rocket Chicken, sudah hadir di belantika kuliner Indonesia sejak 2000-an awal.
Tapi terlambat bukan berarti gagal, nyatanya dengan strategi marketing yang baik. Ekspansi dan juga standar produksi yang mumpuni, brand ini berkembang tidak kalah pesat di banding pendahulunya.
Lantas bagaimana peluang franchise Let’s Go Chicken? Apa saja syaratnya? Berapa harga paket usahanya? Mari kita bahas di sini!
Tentang Let’s Go Chicken
Lets’s Go Chicken merupakan produk makanan cepat saji yang dinaungi oleh PT Inspirasi Kuliner Indonesia. Brand ini dirintis oleh Wika Saputra dan resmi dibuka pertama kali pada 1 Mei 2015.
Pada 1 Oktober 2015, Wika sang pendiri Let’s Go Chicken bersama dengan rekannya Mayanto Subagyo meresmikan perusahaanya. Berharap, dengan begini brandnya bisa semakin berkembang dengan lebih pesat.
Perkembangan brand ini cukup pesat, meski tidak seheboh bisnis kopi atau thai tea yang saat itu booming. Dalam setahun, ia sudah memiliki 14 cabang di area Jabodetabek. Pada 2017, jumlah itu sudah menjadi 67 outlet di area yang sama.
Hingga 2021, setidaknya sudah ada 200 outlet yang dimiliki franchise Let’s Go Chicken. Hebatnya lagi, itu baru di area Jabodetabek saja. Jadi masih sangat banyak peluang terbuka.
Pengalaman Gagal
Franchise Let’s Go Chicken tidak akan sebesar ini jika tidak mengalami kegagalan. Dalam sebuah liputan, diceritakan bagaimana awalnya Wika mendirikan brand ini.
Wika sendiri sebelumnya merupakan mahasiswa Akuntansi di Deakin University, Melbourne. Berangkat pada 2004, ia pun pulang ke Indonesia pada 2010 karena masalah keluarga.
Selama di Australia, ia mengaku pernah bekerja sambilan di restoran cepat saji McD. Ia juga sempat menjajal berbagai usaha setelah pulang ke Indonesia. Dari berjualan sendal, eo, bawang, dan masih banyak lagi. Ia bahkan sempat membeli franchise ayam goreng juga di Indonesia, tapi cabang yang dipegangnya bangkrut.
Beragam pengalaman itu ia gunakan untuk bekal menggarap franchise Let’s Go Chicken. Ditambah lagi ia bekerja sama dengan Mayanto yang notabene merupakan lulusan jurusan pariwisata. Sehingga jadilah Let’s Go Chicken seperti sekarang.
Fresh dan Cutting Cost
Dalam wawancara, Wika pernah menjelaskan hal yang membedakan brandnya. Baginya freshness merupakan nilai jual Let’s Go Chicken yang tidak dimiliki brand lain.
Ia bergagasan bahwa salah satu kelebihan brand lokal adalah fresh. Hal tersebut yang tidak bisa dimiliki brand besar seperti Mcd dan KFC. Sementara, brand lokal lainnya menyediakan produk yang sama – sama tidak fresh.
Jadi secara harga lebih irit dan mudah dijangkau segmen pasar bawah. Tetapi secara produk tidak ada value tambahan, karena sama saja dengan pemain besar.
Alasan fresh inilah yang membuat brand yang satu ini baru membuka peluang di Jabodetabek saja saat ini. Demi produk yang fresh ini juga, Wika sampai membuka peternakan ayam sendiri. Jadi selain bisa menyuplai bahan baku, ia juga bisa memotong cost.
Selain itu, ayam yang digunakan untuk memasak juga dapat diawasi sendiri. Mulai dari berat badan, pakan, sampai kebersihan prosesnya.
Menu Let’s Go Chicken
Menu – menu yang ada di franchise Let’s Go Chicken terhitung terjangkau. Dengan produk a la carte di kisaran 8 – 10 ribuan per item. Harganya sudah cukup bersaing dengan banyak brand lokal lain.
Untuk menu paketnya, ada beberapa pilihan yang menarik. Tetapi secara umum harganya masih di kisaran 11 sampai 20 ribu rupiah saja.
Mereka juga memunculkan menu rice box yang memang sedang cukup diminati masyarakat. Harganya di kisaran 10 sampai 12 ribuan. Harga yang sama dengan menu burger dan sosis yang mereka tawarkan pula.
Syarat dan Harga Franchise Let’s Go Chicken
Sayangnya, info tentang franchise Let’s Go Chicken cukup simpang siur. Tidak ada statemen resmi dari kantor pusat sehingga peluang waralabanya tidak jelas.
Tapi mengingat strategi yang digunakan oleh brand ini, ada baiknya lokasi yang perlu disiapkan berada di dekat area ramai. Jika ada minimarket pun brand ini cukup terbuka dengan model container.
Hanya saja, hindari mall – mall elit dan pusat perbelanjaan karena costnya akan tinggi. Di samping itu, biasanya tempat – tempat seperti itu sudah ada brand besar yang lebih memiliki brand value.
Alternatif Franchise Let’s Go Chicken
Jika ternyata tidak ada peluang waralaba yang terbuka di daerah Anda. Atau biaya waralabanya di luar kemampuan dan modal, jangan dipaksakan. Lebih baik cari brand lain yang lebih terjangkau.
Meski tidak bisa dipungkiri, bahwa secara umum brand makanan akan memiliki harga yang cukup tinggi. Alternatifnya Anda bisa berbisnis minuman, kopi misalnya.
Bicara kopi tentu jangan lewatkan Sasame Coffee, brand spesialis kopi Indonesia terbaik. Di Sasame, setup yang diperlukan cukup sederhana. Sebab kopinya sudah dijamin enak, tidak perlu alat fancy sudah pasti bikin ketagihan.