Kopi Tuku merupakan gerai kopi non franchise yang sempat ngehits pada tahun 2017. Tak lain tak bukan, karena kedatangan Presiden Jokowi ke kedainya.
Bagi Anda penggemar minuman kekinian yang tertarik dengan bisnis franchise di bidang FnB, tentu nama Kopi Tuku tidak akan terlewatkan. Kedai yang satu ini memang bukan yang pertama di Indonesia, tapi mereka bisa dikatakan adalah game changer dalam bisnis ini.
Sajian minuman kopi di Indonesia sejak dulu memang identik dengan bahan tambahan susu dan gula. Tapi sajian ini perlahan bertansformasi. Dari minuman yang disajikan di warkop pinggir jalan hingga sekarang marak dijual dengan sistem waralaba.
Perkembangan franchise kopi susu ini, tidak bisa dipungkiri, adalah berkat Kopi Tuku. Maka wajar banyak sekali orang yang ingin tahu bagaimana cara membuka dan harga franchise Kopi Tuku. Lalu bagaimana kah faktanya? Mari kita pelajari lebih dalam!
Tentang Kopi Tuku

Kopi Tuku merupakan usaha yang dibangun oleh seorang barista bernama Andanu Prasetyo pada 1 Juni 2015. Kini perusahaan ini dinaungi oleh MAKA Group, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner.
Ia membuka kedai pertamanya di daerah Cipete Jakarta Selatan. Selain cafe, pria yang akrab disapa Tyo ini juga memiliki roastery dan menjual roasted beans di tempat tersebut.
Tyo sendiri sebenarnya sudah cukup lama malang melintang di dunia FnB Indonesia. Sebelum mendirikan Tuku, ia mengaku sudah 5 tahun bergelut di dunia consumer goods ini. Pilihannya membuka usaha kopi dipengaruhi kecintaanya terhadap minuman pahit ini sejak masa kuliah.
Pada 2020, Tyo sudah memiliki sekitar dua puluh gerai yang ia namakan Toko Kopi Tuku. Toko ini sayangnya baru dapat Anda temui di daerah Jabodetabek dan saja. Sang owner mengaku pada 2020 telah memiliki 100 karyawan, 80 orang sebagai barista di kafe sementara sisanya bekerja di kantor.
Cara ekspansi bisnis dari Kopi Tuku yang cenderung lambat ini, disebabkan oleh manajemen yang enggan menganut sistem franchise. Berbeda dengan Janji Jiwa, Kulo, atau Soe yang langsung tancap gas dan menjual waralaba sedini mungkin.
Kopi Susu Gula Aren
Tren minuman kekinian di Indonesia, mendadak mendadak dikejutkan oleh kopi susu di tahun 2017. Salah satu sajian minuman yang mendongkrak hal tersebut tak lain tak bukan adalah kopi susu gula aren.
Tuku menjadi kedai pertama yang mempopulerkannya dengan menu kopi susu tetangga. Produk ini mengejutkan masyarakat tidak hanya karena pilihan rasa yang unik tapi juga karena rasanya yang familiar dan mudah diterima lidah.
Tyo mengaku, resep ini tidak muncul dari dirinya sendiri melainkan dari banyak masukan tetangga (nama konsumen Tuku). Oleh sebab itulah kata “tetangga” ini diambil Tyo untuk nama menu.
Exposure dari Bapak Jokowi

Geliat baik usaha es kopi susu di masyarakat terhadap Tuku atau pun franchise lainnya tentu dipengaruhi oleh Jokowi effect. Sudah bukan rahasia bahwa bapak Presiden Indonesia yang satu ini cukup mahir dalam hal membuat sesuatu menjadi viral.
Pada 2017, Jokowi dan istrinya sempat mengunjungi gerai yang berada di Cipete. Ia sempat diliput oleh media sembari menyuarakan apresiasinya terhadap usaha milik Tyo ini. Pada kunjungan tersebut beliau mencicipi Es Kopi Susu Tetangga.
Konsep Local Neighborhood Coffee Shop

Meski sama-sama non franchise, berbeda dengan Kopi Kenangan Tuku berekspansi dengan cara yang lebih pasif. Jika Kenangan langsung berekspansi setelah berhasil melakukan pitching ke perusahaan pendanaan, brand yang satu ini tidak.
Alih-alih franchise atau outlet, tuku menganut konsep local neighborhood coffee shop dan konsisten dengan itu. Bingung dengan konsep ini? Tenang akan kami jelaskan.
Jadi sejak pertama berdiri coffee shop yang satu ini memang membangun kedekatan dengan warga yang ada di sekitarnya. Tyo kerap meminta saran, mendengar keluhan, bahkan merekrut barista dari anak-anak muda di daerah sekitar.
Oleh sebab itu, ekspansi bisnis minuman ini tidak segencar brand-brand lainnya. Timbal baliknya, tentu adalah loyalitas pelanggan. Para tetangga yang sudah loyal tentu akan memiliki kebiasaan ngopi yang rutin. Sang owner bahkan membeberkan bahwa satu pelanggan bahkan bisa memesan dua hinga tiga kali tiap hari.
Cara dan Harga Franchise Kopi Tuku
Seperti yang dijelaskan tadi, franchise Kopi Tuku tidak bisa Anda miliki dengan harga dan cara apa pun. Potensi bisnis ini berubah menjadi sistem waralaba masih sangat mungkin. Tapi mungkin masih butuh waktu lama.
Anda mungkin bisa menjadi penanam modal jika ingin mengambil bagian di bisnis ini. Tentu harga yang harus Anda bayar untuk Kopi Tuku akan jauh lebih tinggi dibanding membeli franchise brand lain.
Alasan Kopi Tuku Tidak Membuka Franchise

Meningkatkan Konsumsi bukan Penjualan
“Saya ingin menjadi bagian yang berkontribusi dalam bisnis ini (kopi),” ujar Andanu Prasetyo dalam sebuah video wawancara di Youtube.
Ia menerangkan lebih lanjut bahwa tujuannya membuat bisnis minumannya adalah untuk membuat penikmat kopi semakin banyak. Bukan semata-mata penjualannya saja yang semakin banyak.
Itulah mengapa ia melakukan pendekatan ke masyarakat dengan perlahan. Membangun kebiasaan ngopi untuk masyarakat sekitarnya sembari memberikan produk yang nikmat dan bisa dinikmati semua. Bukan hanya produk yang digemari saat sedang tren saja.
Membuat Sistem Dianggapnya Ribet
Tyo juga pernah menjelaskan alasan lain bisnis kopinya tidak membuka waralaba. Baginya mengurus sistem bisnis waralaba itu sangat ribet.
Mulai dari menentukan standar operasi, alat, dan bahan baku, hingga harus mengawasi tiap-tiap franchisee. Belum lagi masalah promosi, marketing, dan supply.
Mencari Alternatif Franchise Kopi Tuku
Demikian sedikit pembahasan seputar cara, harga, dan franchise Kopi Tuku. Bagi Anda yang berminat untuk membeli waralaba ini, jangan berputus asa karena masih banyak alternatif lainnya.
Banyak waralaba lain seperti Janji Jiwa, Kulo, atau Sasame Coffee yang bisa Anda pilih. Cukup tentukan terlebih dahulu konsep apa yang Anda suka.
Jika ingin bisnis yang harganya terjangkau, Sasame Coffee bisa menjadi alternatif pilihan. Disamping harga lisensinya yang tergolong murah, konsep gerainya juga sangat fleksibel.